Saranghae, Sonsaengnim!
Starring Cast:
*Lee
Seo Yeon (OC)
*Park Jung Soo (Super Junior)
By Yoan Betzy Monica a.k.a Nyonya kyUPIL
Disclaimer: Ide cerita ini berasal dari komik
Jepang yang mengenai hubungan antara guru dan siswinya. Tapi FF ini adalah pure
karya saya dan berasal dari imajinasi saya. Dan saya harap karya amatiran ini
tidak menjadi objek orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Selamat membaca~
=============
~Lee
Seo Yeon POV~
“ini
soju pesanan anda, apa ada lagi yang ajjussi inginkan?” tanya ku pada seorang
ajjussi, ajjussi itu hanya menggeleng dan tersenyum seakan mengatakan
‘tidak, kau bisa pergi sekarang’.
Dan
sesuai dengan yang mungkin diinginkan ajjussi
itu, aku pun pergi meninggalkan meja dimana ajjussi
itu duduk.
“Seo
Yeon-ssi, layani pelanggan dimeja 5!” teriak ajjumma pemilik kedai soju
sedang menyuarakan namaku. Ya, kenalkan namaku Seo Yeon, Lee Seo Yeon. Gadis 17
tahun dan siswi kelas 2 di Sapphire Blue High School. Pasti sangat
membingungkan bagaimana bisa siswi SMA bekerja ditempat seperti ini, kedai soju. Aku berasal dari keluarga yang
sederhana ditambah dengan hutang keluarga ku yang tidak sedikit dan selalu
menjadi incaran para penagih hutang. Dan pekerjaan inilah yang bisa kulakukan
walaupun aku harus memalsukan umurku menjadi mahasiswa dengan umur 20 tahun.
Banyak yang tidak percaya dengan umurku 20 tahun dan mereka mengatakan ‘kau
lebih pantas menjadi anak remaja berumur 15 tahun’ tapi dengan usaha yang keras
akhirnya semua yang ada disini percaya padaku.
“Seo
Yeon-ssi! Apa kau dengar?!? Cepat layani pelanggan dimeja 5!” teriakan ajjumma yang memiliki badan besar itu
pun menarikku dari lamunanku,
“ne
ajjumma..” aku pun menuju meja no.5
yang ada pojok. Saat hendak kemeja itu, ada pelanggan yang baru saja masuk.
Sebagai pegawai yang baik, aku pun menyapa pelanggan itu.
“annyeong hashimnika..” ucapku ramah sambil
menunduk.
OMO!!
Bukankah
itu?!
Sonsaengnim?!
Park
sonsaengim! Apa yang dilakukannya
disini?
Ahh,
Seo Yeon pabo. Tentu saja untuk minum
soju, diakan sudah dewasa. Hal yang biasa jika sonsaengnim bisa berada ditempat seperti ini.
Park
sonsaengnim, guru biologi sekaligus
walikelas ku. Guru muda berumur 29 tahun yang baru masuk 4 bulan yang lalu
disekolahku dan menjadi walikelasku.
Dia
tidak melihatku kan?
Bagaimana
jika sonsaengnim melihatku, dia pasti
akan mengadukanku pada kepala sekolah. Aku harus menghindar.
Aku
pun berjalan menuju meja 5 yang dari tadi menunggu.
“ya!
apa kau tidak ingin bekerja, hah!” ajjussi
kurus yang menempati meja itu marah-marah padaku
“mian
ajjussi, mianhamnida. Ajjussi
ingin memesan apa?”
“aku
mau kau.” ajjussi itu menarik
tanganku dan membawaku duduk disebelahnya.
“mian, ajjussi. Anda tidak boleh seperti ini. Apa sebenarnya yang ingin ajjussi pesan?” aku berusaha tenang
walaupun sebenarnya aku sangat takut. Ini lah resiko pekerjaanku, digoda oleh namja-namja tua yang tidak tau malu.
“apa
kau tidak dengar pekataan ku tadi?! Aku mau kau!! Pembeli adalah raja, dan kau
harus melayaniku” ajjussi itu
mencengkram tanganku. Apa yang harus kulakukan?? Dia mencoba menciumi leher ku.
Seseorang!!
Tolonglah aku!!
“tua
Bangka!!” kudengar suara bass seorang namja
menarik ajjussi itu dariku.
Dan..
BUUGGH!!
“apa
kau tidak bisa memperlakukan yeoja
dengan baik, HAH!!” namja itu manarikku
sehingga aku memeluknya
“gwenchana??”
Suara
ini? suara wali kelasku.
Park
sonsaengnim..
“jangan
coba untuk menghindar, aku mengenalmu Lee Seo Yeon”
Mwo!! Park sonsaeng mengenaliku.
Ya!
tentu saja ia mengenalku, sudah 4 bulan ia menjadi walikelas ku.
Ottokhe?!?
***
Setelah
menyelesaikan masalahku dengan ajjussi
hidung belang itu, Park sonsaengnim
tidak berbicara apapun padaku bahkan sekarang ia tidak ada lagi disini, ia
sudah pergi.
“apa
kau mau pulang bersama” tanya Kim Hyorim, teman kerjaku.
“anhi, aku bisa pulang sendiri. Aku tidak
mau menjadi obat nyamuk diantara kau dan Kyuhyun” elakku
“baiklah,
aku duluan..” Hyorim meninggalkanku dan pergi bersama Cho Kyuhyun, namjachingunya.
*hehe,,
author nonggol dikit yaa
Kulihat
jam tanganku, jam 23.43.
Tidak
terasa sudah hampir larut malam. Dan aku jadi orang terakhir yang pulang dari
kedai soju ini dan aku yang bertugas
mengunci kedai ini.
Huft!
Hari yang melelahkan.
Baru
5 langkah aku berjalan dari pintu depan kedai , ada sosok namja tinggi sedang bersandar pada mobilnya, seperti sedang
menunggu.
Wajahnya
tampak familiar bagiku.
Park
sonsaengnim?
Kudekati
Park sonsaengnim, apa yang
dilakukannya disini? Apa ia menunggu ku?
“sonsaengnim..” panggilku ragu, ia
menoleh.
“apa
yang sonsaengnim lakukan disini?”
tanyaku sedikit ragu
“aku
hanya sedang menghirup udara segar”
Alasan
apa itu? bagaimana bisa ia menghirup udara segar, sekarangkan sedang musim
dingin. Apa dia menungguku?
“apa
sonsaengnim menungguku?” kutanyakan
pertanyaan yang terlintas dipikiranku
“anhi, bukankah sudah kukatakan aku
sedang menghirup udara segar. Sudahlah, masuklah! Aku akan mengantarmu pulang.”
benar-benar tidak pandai berbohong. Jelas sudah dia menungguku, menungguku
selama 3 jam diluar dengan suhu udara yang mungkin dibawah rata-rata.
“anhio sonsaengnim, aku bisa pulang
dengan bis” tolakku
“jangan
membantah, aku tidak mau membiarkan siswiku berkeliaran sendirian selarut ini”
seperti yang dikatakannya untuk tidak membantah, aku pun tidak membantah dan
masuk kemobil sport putihnya.
“apa
sekarang kau bisa menjelaskan padaku apa alasanmu bekerja part time ditempat
tadi?” sonsaengnim memulai
pembicaraan diantara kami setelah sebelumnya kami terdiam dalam pikiran kami masing-masing.
“apa
sonsaengnim akan mengadukanku pada
kepala sekolah?” aku bertanya tanpa memperdulikan pertanyaannya
“seharusnya
kau menjawab pertanyaanku terlebih dulu bukannya bertanya. Kau tau bukan
peraturan no.3 di sekolah, ‘siswa/i di Sapphire Blue Senior High School
dilarang melakukan hal yang merusak reputasi sekolah, dengan contoh bekerja
part time. D.O adalah sanksi bagi yang melanggarnya’ dan apa sekarang yang bisa kau jelaskan padaku
mengenai pekerjaanmu?” Park sonsaengnim
bicara panjang lebar dan diakhiri dengan pertanyaan yang sama dengan sebelumnya
“Jeosonghamnida sonsaengnim, saya tidak
bermaksud untuk merusak reputasi sekolah. Tapi pekerjaan ini merupakan sumber
kehidupan saya. Saya bukanlah siswi yang berasal dari keluarga yang berada, dan
hutang keluarga saya tidaklah sedikit. Pekerjaan itulah yang membuat saya hidup
hingga sekarang dan dapat bersekolah disekolah itu. Saya mohon, jangan adukan
saya pada kepala sekolah” tidak terasa cairan bening keluar begitu saja dari
kelopak mataku, aku menangis.
Apa
sonsaengnim akan tetap mengadukanku
pada kepala sekolah?
Mengapa
raut wajahnya tidak dapat ku tebak?
Apa
yang akan dikatakannya?
“baiklah,
aku akan menjaga rahasiamu. Aku tidak akan mengadukanmu pada kepala sekolah.
Tapi dengan syarat, nilai mata pelajaranmu tidak boleh menurun dari sebelumnya.
Apa kau sanggup?”
“ne,
saya sanggup” bukanlah syarat yang berat. Aku sanggup memenuhinya, aku masuk
sekolah itu bukankah karena nilaiku adalah nilai kedua terbaik dari 300 siswa.
“dan
1 lagi, kau akan ku jemput setiap kau pulang bekerja. Aku tidak mau terjadi hal
yang tidak diinginkan pada siswiku. Jadi beritahu jadwal mu”
“ne sonsaengnim” Park sonsaengnim ternyata sangatlah baik
hati. Berbeda saat ia sedang mengajar didalam kelas. Sangat keren.
~POV
END~
***
Seo
Yeon sudah berada didepan pintu yang terdapat tulisan kantor ‘Park Jung Soo’.
Diketuknya dua kali pintu putih itu dan setelah mendapat persetujuan untuk dipersilahkan
masuk, Seo Yeon pun masuk dengan tumpukan buku ditangannya. Sudah menjadi
tugasnya menjadi sekretaris untuk mengantar buku tugas kepada guru yang
bersangkutan.
“sonsaeng, ini buku tugas kelas 2-A. saya
permisi” setelah meletakkan tumpukan buku itu Seo Yeon langsung keluar dari
ruangan itu. Ada perasaan lega dan sedikit bahagia dihatinya. Entahlah..
Dan
Park Jung Soo yang menerima tumpukan buku itu mulai memeriksa dan tiba untuk
memeriksa buku tugas milik Lee Seo Yeon, dibukanya buku itu. Kedua ujung
bibirnya tertarik keatas melihat notepapper berwarna kuning diantara lembaran
tugas itu.
Jadwal
part time Lee Seo Yeon:
Senin,
Rabu, Jumat dan sabtu.
masalah waktu pulang tergantung ajjumma pemilik kedai soju.
masalah waktu pulang tergantung ajjumma pemilik kedai soju.
Jeosonghamnida sudah merepotkanmu, sonsaengnim.
Gomawo..
^_^
….
Dan
benar, Park Jung Soo yang tidak lain guru muda di Sapphire Blue HS itu sekarang
setiap hari senin, rabu, jumat dan sabtu malam selalu menunggu siswi nya, Lee
Seo Yeon.
.
.
.
Tok..tok..
Seo
Yeon mengetuk kaca pintu mobil sport putih yang sudah 2 minggu ini selalu
mengantarnya pulang.
Namja yang berpakaian rapi itu membuka
kuncinya dan yeoja manis itu bisa
masuk dan duduk dijok sebelah namja
yang tidak lain adalah Park Jung Soo.
Sejak
2 minggu lalu, hubungan Seo Yeon dan Jung Soo
berjalan dengan baik. Dan sebenarnya ada perasaan aman dan tenang
dirasakan Seo Yeon saat bersama dengan Jung Soo. Dan Seo Yeon mulai merasakan sesuatu
yang berbeda saat bersama Jung Soo, perasaan yang berbeda saat ia bersama Jung
Soo sebelumnya saat berada dikelas.
___
Keesokan
harinya..
Sudah
2 minggu , sang walikelas menjadi orang yang selalu menjemput Seo Yeon. Dan
karena sangat berterima kasih, Seo Yeon membuatkan bekal untuk Jung Soo. Dan
sekarang Seo Yeon sudah berada didepan kantor gurunya itu.
“apakah
ia akan menerima bekal ini? Tapi sepertinya ia tidak akan menerima ini apalagi
memakannya” Seo Yeon mondar-mandir didepan kantor Jung Soo dengan berbagai
pikirannya, ia ragu,, masuk atau tidak.
Berbeda
dengan Seo Yeon yang sibuk dengan pikirannya, kini ada namja tampan yang heran dengan tingkah laku Seo Yeon.
“Seo
Yeon-ssi..” panggil namja itu dan Seo
Yeon pun langsung menoleh.
“sonsaeng..”
“apa
yang sedang kau lakukan? Apa ada yang ingin kau bicarakan padaku??” namja yang tidak lain adalah Park Jung
Soo masuk kedalam ruangannya dan diikuti oleh Seo Yeon.
“apa
yang ingin kau katakan?” tanya Jung Soo lagi yang baru saja duduk dikursi
kerajaannya.
“ige sonsaeng~” Seo Yeon menyerahkan
kotak bekal buatannya.
“ini
apa?”
“ini
bekal untuk sonsaeng, hadiah sebagai
rasa terima kasihku. Mian sudah
merepotkanmu” Seo Yeon menunduk hormat setelah menyelesaikan kata-katanya.
‘apa
ia akan memakannya?’ itulah pertanyaan yang terngiang dibenak Seo Yeon. Seperti
tau Seo Yeon bertanya-tanya Jung Soo pun menjawab.
“kamsahamnida,
aku akan memakannya. Aku yakin masakanmu pasti enak” Jung Soo membenarkan
posisi duduknya dan membuka bekal makanan berwarna putih itu.
“mastha..” sebuah kata keluar dari mulut Jung
Soo setelah merasakan makanan buatan Seo Yeon. Ada senyuman dan lesung pipi
sebagai ekspresi Jung Soo. Dan 1 kata itu membuat hati Seo Yeon berbunga-bunga.
“baiklah
sonsaeng, saya permisi” tanpa
persetujuan Jung Soo, Seo Yeon menunduk singkat dan pergi meninggalkan guru nya
itu. Bahagia, itulah perasaan Seo Yeon saat ini. Bahagia karena gurunya
menyukai makanan buatannya.
***
~Lee
Seo Yeon POV~
“apa
kau benar-benar
ingin mengambil les tambahan Biologi?” tanya So Hyun, sahabat ku sejak SMP. Dan
aku hanya mengangguk.
“ada apa denganmu? Bukankah dari dulu kau tidak pernah ikut les tambahan, apa lagi itu dipelajaran biologi” heran So Hyun
“ada apa denganmu? Bukankah dari dulu kau tidak pernah ikut les tambahan, apa lagi itu dipelajaran biologi” heran So Hyun
“jadi
apa tidak boleh? nilai biologiku berkurang sejak aku bekerja part time. Dan aku
tidak mau kehilangan beasiswa, jadi aku masuk les tambahan dan kurasa kau juga
harus masuk les ini, bukankah nilai mu tidak terlalu baik belakangan ini”
panjang lebarku berusaha menjelaskan pada So Hyun.
“tentu
saja boleh, jadi itu alasannya. Nilai ku memang menurun bulan ini, baiklah aku
akan masuk les ini bersama mu” senangnya dengan tersenyum, akupun membalas
senyumannya.
Sebenarnya
nilai ku tidak menurun seperti yang kukatakan pada So Hyun, aku sengaja membuat
nilai biologiku rendah agar aku bisa masuk les tanbahan ini, karena entah
mengapa aku ingin lebih lama bersama dengan Park sonsaengnim. Dan saat bersamanya ada perasaan berdebar-debar.
Apa
ini?
Apa
ini cinta??
.
.
.
“selamat
sore haksaeng..” park sonsaengnim menyapa saat ia baru
memasuki kelas. Saat ia didepan kelas, aku tau raut wajah itu.
Ia
pasti terkejut dengan kehadiranku disini.
Aku
tersenyum padanya dari bangku paling belakang, dan ia tersenyum.
Dheg!!
Dheg!!
aku yakin ini yang dinamakan cinta.
***
Sudah
seminggu aku mengikuti les tambahan bersama Jung Soo sonsaengnim. Dan sudah 3 minggu ia mengantar ku pulang. Dan
sekarang sudah kutetapkan, aku menyukai Jung Soo sonsaengnim. Park Jung Soo, aku menyukai Park Jung Soo yang selalu
menngantarku pulang.
“Seo
Yeon-ssi.. kau sedang melamun??” terdengar suara yang sudah mengisi hari-hari
selama 3 minggu ini. dan saat aku tersadar, ia sudah ada disampingku.
“apa
yang sedang kau lamunkan?” tanyanya lagi
“anhi sonsaeng, saia hanya tidak mengerti
dengan teori ini” alasanku menutupi kegugupanku.
“bagian
yang mana, akan kujelaskan ulang untukmu” ia menunduk dan melihat buku ku dngan
tangan yang bertopang pada ujung meja dan wajahnya sngat dekat denganku. (bisa
kebayang kan posisinya ?)
Ya!!
Wajahnya
sangat dekat denganku. sangat tampan!!
Matanya,
hidungnya, lesung pipinya dan bibirnya semua indah..
“Seo
Yeon-ssi, kau tidak memperhatikan?!” suara itu pun seperti tidak terdengar lagi
karena wajah tampan yang membuatku seperti menjalani ruang waktu kewaktu hanya
ada aku dan Park Jung Soo, namja yang
menarik hatiku.
Took..
“Jangan
pernah memikirkan hal lain saat pelajaranku. Perhatikan dan pahami!” Jung Soo sonsaeng memukul kepalaku dengan buku
yang ada ditangannya dan meninggalkanku dengan kepala yang sedikit nyeri.
“Mianhae..” suara lirihku menjawab
perintah Jung Soo sonsaeng yang tak
tau masih terdengar oleh nya atau tidak.
~POV
END~
***
“Seo
Yeon-ah, apa malam ini kau bekerja?” kini Seo Yeon dan So Hyun sedang
berbincang-bincang mengisi waktu luang mereka sambil menunggu waktu istirahat.
“hmm..”
Seo Yeon menjawabnya dengan dengungan dan anggukan
“apa
Park sonsaeng masih menjemputmu?”
pertanyaan ini pun dijawab Seo Yeon dengan jawaban dan cara yang sama.
“oia,
Ji Min mengundangmu untuk datang ke 17th party nya malam ini. Apa
kau datang?”
“ya
mungkin, aku akan datang setelah bekerja”
“bukankah itu terlalu larut? Kau tidak bisa
melakukannya.” Terdengar suara namja
yang ikut campur dalam pembicaraan Seo Yeon dan So Hyun.
Merasa
ada suara lain yang bergabung, Seo Yeon dan So Hyun mencari pemilik suara itu.
“sonsaeng..” serentak keduanya
“tidak
baik untuk yeoja berkeliaran dimalam
hari. Jadi tidak ada pesta setelah kerja part time mu Seo Yeon.” tegas Park Jung
Soo
“omo sonsaeng, kau sangat perhatian pada Seo
Yeon. Aku merasakan atmosfer yang berbeda.” goda So Hyun. Dan kata-kata itu
membuat wajah Seo Yeon memerah.
“ku
pikir tidak ada yang aneh, ini adalah bentuk perhatian seorang guru pada
siswinya. Aku akan melakukan hal yang sama pada mu dan yang lainnya”
____
~Lee Seo Yeon POV~
“sonsaeng..” serentak aku dan So Hyun.
“tidak
baik untuk yeoja berkeliaran dimalam
hari. Jadi tidak ada pesta setelah kerja part time mu Seo Yeon” tegas Park
sonsaeng
Omo, ia sangat memperhatikan ku.
Bukan kesalahan karna menyukainya. ^_^
“omo sonsaeng, kau sangat perhatian pada Seo
Yeon. Aku merasakan atmosfer yang berbeda.” kukira kata-kata berhasil membuat
wajahku memerah.
“ku
pikir tidak ada yang aneh, ini adalah bentuk perhatian seorang guru pada
siswinya. Aku akan melakukan hal yang sama pada mu dan yang lainnya”
Bwo!?
“aku
adalah walikelas kalian, dan aku bertanggung jawab atas kalian. Itu adalah hal
yang wajar. Jadi tidak ada pesta larut malam. Kembalilah kekelas.” sonsaeng pergi meninggalkan kami setelah
menjelaskan semua nya, dan kini semua nya jelas.
Semua
sudah jelas dan jelas, menjelaskan dan membalas perasaanku padanya.
Perasaan
yang sia-sia dan cinta yang bertepuk sebelah tangan.
“Seo
Yeon~ kau menangis?” pertanyaan So Hyun menyadarkanku bahwa mataku sudah
berlinang airmata dan mulai jatuh membasahi pipiku.
Hatiku
hancur, cintaku hancur dan tidak ada lagi perasaan yang berbunga-bunga.
“anhi, Hyun-ah aku harus ke toilet.”
hanya itu yang bisa kukatakan pada sahabatku itu.
Aku
hanya perlu sendiri untuk saat ini.
~POV
END~
***
Esok
harinya…
Bunyi
bel sudah berlalu, bel yang menandakan
waktunya untuk bergegas dan kembali kerumah masing-masing dan berkumpul bersama
keluarga dan menikmati makan malam bersama.
Tapi
hal itu tidak dilakukan yeoja manis
yang kini tidak beranjak dari kursi yang sudah didudukinya sejak pagi tadi.
Bahkan bergerak pun tidak.
Ia
hanya memandang keluar, keluar jendela tepatnya. Memandang keluar dengan
pandangan kosong.
Dan
tetap begitu hingga matahari yang menemaninya sudah lelah dan kini tenggelam.
Ya sekarang sudah malam menjelang.
Yeoja manis itu tetap tidak beranjak
dari posisinya.
Berbeda
dengan yeoja yang masih termenung
didalam kelas, ternyata dilain tempat masih ada penghuni lain disekolah ini
yang masih sibuk dengan kertas-kertas nilai.
Namja tampan dengan lesung pipi yang
kini baru saja selesai dengan tugasnya. Dan kini ia bersiap-siap untuk pulang
ke tempat yang ditinggalkannya kurang lebih 12 jam itu, rumah.
*mian,
bahasanya rumit. :)
Tapi
sebelum meninggalkan sekolah yang sudah memperkerjakannya, sudah menjadi
kebiasaan baginya untuk memeriksa kelas yang menjadi tanggung jawabnya sebagai
wali kelas.
“kenapa
pintunya terbuka?” bingung namja itu,
melihat kelas yang ditujunya dalam keadaan tidak tertutup. Namja itupun semakin mendekat dan mendekat.
“hakseng??” namja itu menyadari masih ada siswa didalam kelasnya. Tapi orang
yang dipanggil tidak menoleh ataupun menyahut. Hal yang membuat namja itu sedikit takut.
Tapi
dengan keberanian yang kuat, ia pun mendekati sosok yang tidak bergerak itu.
Perlahan
tapi pasti namja itu mengetahui siapa
orang ini.
“Lee
Seo Yeon?? Apa yang kau lakukan disini?” ya, yeoja manis yang memandang keluar jendela itu adalah Seo Yeon, Lee Seo
Yeon.
Dan
ia pun menoleh. Wajahnya pucat dan tampak tidak sehat.
“kau
sedang apa?? Kenapa kau belum pulang?” Seo Yeon tidak menjawab pertanyaan gurunya
itu dan ia merapikan alat tulisnya. Ia bergegas untuk pulang.
“Seo
Yeon-ssi, ada apa denganmu? Oia, kenapa kemarin kau tidak masuk les tambahanku
dan saat menjemputmu, ajjumma kedai
mengatakan kau pulang lebih awal. Ada apa denganmu??” pertanyaan panjang ini
pun tidak dijawab oleh Seo Yeon.
Seo
Yeon berdiri dari bangkunya, dan berjalan mendahului gurunya itu.
“ya!!
Lee Seo Yeon!! Jawab pertanyaanku!!” namja
itu menahan Seo Yeon dengan menggenggam tangan Seo Yeon hingga kini ia
berhenti.
“mian saenim, saya harus pulang.” lemas Seo
Yeon sambil berusaha melepaskan genggaman gurunya itu
“baik,
aku akan mengantarmu pulang”
“berhenti
saenim, berhenti memperhatikan ku
seperti ini. Jauhi aku, jangan bersikap seperti ini padaku!” suara Seo Yeon
sedikit meninggi.
“ada
apa denganmu? Kau siswi ku. Sudah tanggung ja…”
“aku
menyukaimu, aku jatuh cinta padamu.” Seo Yeon mengutarakan isi hatinya. Air
matanya kini tak dapat dibendung lagi.
“aku
menyukaimu sonsaeng, aku menyukaimu
sebagai seorang namja bukan sebagai
guru biologi ataupun walikelasku. Aku jatuh cinta padamu! Aku menyukaimu Park Jung
Soo.” Seo Yeon tidak dapat menahan perih dihatinya. Ia kini terduduk dilantai.
Jung
Soo mendekatinya.
“berhenti!
Aku lelah sonsaeng, aku lelah. Aku
tau kau tidak menyukaiku ataupun mencintaiku. Jadi berhenti bersikap seolah
seperti itu. Itu membuatku sakit. Berhentilah sebelum ini semakin menyakitiku”
“Seo
Yeon...”
“Kamsa karena sudah menjadi saenim yang baik pada ku. Dan kamsa karena sudah menjemputku selama
ini. Tapi mulai sekarang, sebaiknya saenim tidak berkewajiban untuk
menjemputku.”
“Tapi
itu tanggung..”
“aku
tau, tapi kumohon. Jika sonsaeng
hanya berfikiran atas tanggung jawab itu. Aku bisa menjaga diriku sendiri,
sebelum sonsaeng datang pun aku bisa
pulang sendiri. Jadi jangan pernah menjemputku lagi” Seo Yeon berdiri dengan
sisa tenaga yang dimilikinya.
“kamsahamnida..” setelah membungkuk dan
berterima kasih, Seo Yeon berlari meninggalkan Jung Soo. Berlari sejauh mungkin.
Dan orang yang ditinggalkan hanya dapat berdiri diam dan berusaha mencerna
semua perkataan siswinya itu.
‘kenapa
terasa sakit?’ Jung Soo memegang dadanya.
***
Malam
mulai berganti menjadi dini hari. Ada namja
tampan yang sedang berdiri, lebih tepatnya sedang bersandar pada mobil sport
putihnya. Memeluk tubuhnya sendiri menahan rasa dingin dan salju yang mulai
berjatuhan dimusim dingin tahun ini. Melihat ke sebuah bangunan kecil atau
lebih tepatnya sebuah kedai.
Sebenarnya
namja itu bukanlah memperhatikan
kedai yang sudah ia perhatikan selama kurang lebih 3 jam itu, ia hanya
memperhatikan setiap orang yang keluar dari kedai itu. Ia sedang menunggu
seseorang.
Ia
tidak dapat menahan rasa dingin ini, bibirnya menggigil dan badannya seakan
membeku. Tapi orang yang ditunggu tidak muncul-muncul juga.
Tak
lama kemudian keluarlah orang yang ditunggu, yeoja manis dan kedua temannya. Yeoja
itu tidak menyadari keberadaan namja
itu.
“Seo
Yeon-ah, namjachingumu sudah
menjemputmu” teman yeoja manis itu
angkat bicara. Dan merasa bagian dari pembicaraan itu. Seo Yeon pun mengalihkan
pandangannya kearah sosok yang tidak ingin ditemuinya saat ini.
“dia
bukan namjachinguku, sudah abaikan
saja” Seo Yeon mempercepat langkahnya dan berusaha menjauh.
Tapi
gagal, ada tangan kekar yang kini menahan tangan Seo Yeon. Tangan yang berhasil
membuat langkah Seo Yeon terhenti. Teman-teman yang memiliki tingkat kesadaran
yang tinggi, membiarkan dan meninggalkan mereka berdua.
“mianhae saenim, saya mau pulang. Ini
sudah terlalu larut” Seo Yeon berusaha bersikap biasa walaupun tidak bertatap
muka dengan gurunya tersebut.
“Seo
Yeon-ssi, ada yang ingin kubicarakan padamu”
“mian, saya sedang tidak berminat.” Seo
Yeon tetap kekeuh dengan pendirian dan kini ia berusaha melepaskan genggaman
tangan Jung Soo dari tangannya.
Grab…
“aku
juga menyukaimu” Jung Soo menarik Seo Yeon kedalam pelukannya.
“aku
juga menyukaimu Lee Seo Yeon~” Jung Soo mengungkapkan isi hatinya, tapi Seo
Yeon sama sekali tidak merespon.
“aku
menyukaimu bukan karena kau siswiku, aku menyukai mu sebagai Lee Seo Yeon, yeoja manis yang sudah menarik hatiku…”
“…
ku kira perasaan ini hanyalah perasaan guru terhadap siswinya. Tapi aku salah,
setelah kau menyatakan perasaanmu padaku, aku merasakan ada yang salah. Sehari
tidak melihatmu, sehari tidak menjagamu aku merasa ada yang kurang dariku…” Jung
Soo menarik napasnya
“…
bukan sebagai tanggung jawab tapi sudah menjadi kebutuhanku. Aku sudah
memikirkannya, aku menyukaimu Seo Yeon, aku mencintaimu. Park Jung Soo
mencintai Lee Seo Yeon.” Jung Soo meyelesaikan kalimatnya. Tapi Seo Yeon tetap
tidak bersuara.
Keduanya
diam dalam dingin.
Basah.
Jung
Soo merasakan ada yang basah, ada cairan yang membasahi mantelnya.
“Seo
Yeon-ah,, kau menangis?”
“apa
kau sedang mempermainkanku?” Seo Yeon yang dari tadi diam kini mulai bicara.
“hmm?
Maksudmu?”
“berhentilah
menyakitiku, jangan memaksakan dirimu. Aku akan berusaha melupakan perasaan
ini” Seo Yeon berusaha melepaskan diri dari pelukan Jung Soo. Ia menangis.
“aku
tau ini salah, aku akan berhenti menyukaimu. Aku akan berhenti mencintaimu.
Jadi jangan sakiti aku semakin dalam” Jung Soo terkejut dengan perkataan Seo
Yeon. Apa Seo Yeon tidak mempercayainya?
“aku
akan berhenti menyukaimu. Aku akan berhent…”
Cup~
Ciuman
tiba tiba Jung Soo berhasil menghentikan perkataan Seo Yeon.
“Jangan
berhenti! Jangan pernah berhenti menyukaiku, jangan pernah berhenti mencintaiku!”
Jung
Soo melepaskan ciumannya.
“Apa
bagimu aku sekarang sedang bercanda? Aku benar benar mencintaimu” Jung Soo
meyakinkan Seo Yeon. Tapi Seo Yeon hanya diam.
Tidak!
Seo
Yeon mulai menangis lagi.
“Seo
Yeon, waeyo? Apa kau masih tidak percaya padaku? Aku benar-benar mencintaimu.”
“hiks..
hiks.. saenim, kau mengambil first kiss ku. Huaa.. hiks.. hiks..” tangis Seo
Yeon semakin pecah. Jung Soo semakin bingung, sebenarnya apa yang membuat Seo
Yeon menangis. Pernyataan cintanya atau ciuman mendadak itu?
“kau
mengambil first kiss ku saenim,
hiks,, hikss…”
“mian, tapi itu kulakukan karena kau
membuatku kesal”
“hiks,,
hiks,, tapi kan first kissku seharusnya kulakukan bersama orang yang kusayangi
ditempat dan waktu yang tepat. Hiks.. hiks..”
“mianhae..” Jung Soo hanya dapat minta
maaf.
“seharusnya
ciuman itu terjadi disaat yang romantic~” Seo Yeon masih terisak. Park Jung Soo
menarik Seo Yeon kedalam pelukannya.
“maafkan
aku~ Aku hanya ingin kau tau perasaanku. Dan itu juga ciuman pertama ku. Kau yeoja pertama yang kucium.” Kata-kata Jung
Soo sangat lembut.
Benarkah?
Yeoja pertama?
Bukankah
arti yeoja pertama adalah yeoja yang sangat istimewa?
Seo
Yeon membalas pelukan Jung Soo. Jung Soo sedikit terkejut dengan gerakan tangan
Seo Yeon yang mulai membalas pelukannya.
“Kuharap
untuk ciuman kedua kali atau pun seterusnya, waktu dan tempatnya harus
romantic.” Seo Yeon berbisik ketelinga Jung Soo lalu sedikit tertawa geli
karena kata-katanya sendiri.
Jung
Soo sedikit terkejut dan bingung apa maksud dari kata-kata Seo Yeon.
“apa
maksudmu? Kau menerima cintaku?” Tanya Jung Soo dengan sedikit ragu.
“jangan
pernah menyakiti hati ku lagi. Saenim,
kau harus sabar untuk menghadapi siswi kelas 2 seperti aku. Dan 1 lagi! Saat
dikelas kau adalah guruku tapi diluar kau adalah namjachingu Lee Seo Yeon. Arasho?”
Jung
Soo hanya mengangguk tanda mengerti.
“aku
adalah milikmu. “ Jung Soo mengeratkan pelukannya sekali lagi dan
direnggangkannya sedikit.
“Park
Jung Soo adalah namjachingu Lee Seo
Yeon. Saranghae Seo Yeon~” Jung Soo mengecup kening Seo Yeon, sangat
membahagiakan.
Jung
Soo memandang lembut Seo Yeon, mata mereka saling beradu.
Dan
sekali lagi kecupan manis dari seorang Park Jung Soo, memberi kehangatan
didingin malam yang indah ini.
Mulai
malam ini, besok dan seterusnya.
Kehidupan
baru bersama orang yang disayangi.
Kehidupan
yang penuh kehangatan dan kebahagiaan!
‘Saranghae, Sonsaengnim!’
=THE
END=
FF ini adalah FF yang sudah lama dan sudah pernah dipost
dibeberapa laman.
Di account FB saya sendiri Note FB dan di wordpress saya yang
sudah terblokir.
Jadi jika kamu pernah membacanya, tidak salah kok kalo
mau dibaca lagi. Hhehe...
Saya tunggu kritik dan saran dari kamu...
Terima kasih~
0 komentar:
Posting Komentar