Kamis, 04 Juli 2013

Saranghae, Sonsaengnim!

Diposting oleh Unknown di 00.59
Saranghae, Sonsaengnim!

Starring Cast:
*Lee Seo Yeon (OC)
*Park Jung Soo (Super Junior)

By Yoan Betzy Monica a.k.a Nyonya kyUPIL

Disclaimer: Ide cerita ini berasal dari komik Jepang yang mengenai hubungan antara guru dan siswinya. Tapi FF ini adalah pure karya saya dan berasal dari imajinasi saya. Dan saya harap karya amatiran ini tidak menjadi objek orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Selamat membaca~


=============
~Lee Seo Yeon POV~
“ini soju pesanan anda, apa ada lagi yang ajjussi inginkan?” tanya ku pada seorang ajjussi, ajjussi itu hanya menggeleng dan tersenyum seakan mengatakan ‘tidak, kau bisa pergi sekarang’.
Dan sesuai dengan yang mungkin diinginkan ajjussi itu, aku pun pergi meninggalkan meja dimana ajjussi itu duduk.
“Seo Yeon-ssi, layani pelanggan dimeja 5!” teriak ajjumma pemilik kedai soju sedang menyuarakan namaku. Ya, kenalkan namaku Seo Yeon, Lee Seo Yeon. Gadis 17 tahun dan siswi kelas 2 di Sapphire Blue High School. Pasti sangat membingungkan bagaimana bisa siswi SMA bekerja ditempat seperti ini, kedai soju. Aku berasal dari keluarga yang sederhana ditambah dengan hutang keluarga ku yang tidak sedikit dan selalu menjadi incaran para penagih hutang. Dan pekerjaan inilah yang bisa kulakukan walaupun aku harus memalsukan umurku menjadi mahasiswa dengan umur 20 tahun. Banyak yang tidak percaya dengan umurku 20 tahun dan mereka mengatakan ‘kau lebih pantas menjadi anak remaja berumur 15 tahun’ tapi dengan usaha yang keras akhirnya semua yang ada disini percaya padaku.
“Seo Yeon-ssi! Apa kau dengar?!? Cepat layani pelanggan dimeja 5!” teriakan ajjumma yang memiliki badan besar itu pun menarikku dari lamunanku,
“ne ajjumma..” aku pun menuju meja no.5 yang ada pojok. Saat hendak kemeja itu, ada pelanggan yang baru saja masuk. Sebagai pegawai yang baik, aku pun menyapa pelanggan itu.
annyeong hashimnika..” ucapku ramah sambil menunduk.
OMO!!
Bukankah itu?!
Sonsaengnim?!
Park sonsaengim! Apa yang dilakukannya disini?
Ahh, Seo Yeon pabo. Tentu saja untuk minum soju, diakan sudah dewasa. Hal yang biasa jika sonsaengnim bisa berada ditempat seperti ini.
Park sonsaengnim, guru biologi sekaligus walikelas ku. Guru muda berumur 29 tahun yang baru masuk 4 bulan yang lalu disekolahku dan menjadi walikelasku.
Dia tidak melihatku kan?
Bagaimana jika sonsaengnim melihatku, dia pasti akan mengadukanku pada kepala sekolah. Aku harus menghindar.
Aku pun berjalan menuju meja 5 yang dari tadi menunggu.
“ya! apa kau tidak ingin bekerja, hah!” ajjussi kurus yang menempati meja itu marah-marah padaku
“mian ajjussi, mianhamnida. Ajjussi ingin memesan apa?”
“aku mau kau.” ajjussi itu menarik tanganku dan membawaku duduk disebelahnya.
mian, ajjussi. Anda tidak boleh seperti ini. Apa sebenarnya yang ingin ajjussi pesan?” aku berusaha tenang walaupun sebenarnya aku sangat takut. Ini lah resiko pekerjaanku, digoda oleh namja-namja tua yang tidak tau malu.
“apa kau tidak dengar pekataan ku tadi?! Aku mau kau!! Pembeli adalah raja, dan kau harus melayaniku” ajjussi itu mencengkram tanganku. Apa yang harus kulakukan?? Dia mencoba menciumi leher ku.
Seseorang!! Tolonglah aku!!
“tua Bangka!!” kudengar suara bass seorang namja menarik ajjussi itu dariku.
Dan..
BUUGGH!!
“apa kau tidak bisa memperlakukan yeoja dengan baik, HAH!!” namja itu manarikku sehingga aku memeluknya
gwenchana??”
Suara ini? suara wali kelasku.
Park sonsaengnim..
“jangan coba untuk menghindar, aku mengenalmu Lee Seo Yeon”
Mwo!! Park sonsaeng mengenaliku.
Ya! tentu saja ia mengenalku, sudah 4 bulan ia menjadi walikelas ku.
Ottokhe?!?
***

Setelah menyelesaikan masalahku dengan ajjussi hidung belang itu, Park sonsaengnim tidak berbicara apapun padaku bahkan sekarang ia tidak ada lagi disini, ia sudah pergi.
“apa kau mau pulang bersama” tanya Kim Hyorim, teman kerjaku.
anhi, aku bisa pulang sendiri. Aku tidak mau menjadi obat nyamuk diantara kau dan Kyuhyun” elakku
“baiklah, aku duluan..” Hyorim meninggalkanku dan pergi bersama Cho Kyuhyun, namjachingunya.
*hehe,, author nonggol dikit yaa
Kulihat jam tanganku, jam 23.43.
Tidak terasa sudah hampir larut malam. Dan aku jadi orang terakhir yang pulang dari kedai soju ini dan aku yang bertugas mengunci kedai ini.
Huft! Hari yang melelahkan.
Baru 5 langkah aku berjalan dari pintu depan kedai , ada sosok namja tinggi sedang bersandar pada mobilnya, seperti sedang menunggu.
Wajahnya tampak familiar bagiku.
Park sonsaengnim?
Kudekati Park sonsaengnim, apa yang dilakukannya disini? Apa ia menunggu ku?
sonsaengnim..” panggilku ragu, ia menoleh.
“apa yang sonsaengnim lakukan disini?” tanyaku sedikit ragu
“aku hanya sedang menghirup udara segar”
Alasan apa itu? bagaimana bisa ia menghirup udara segar, sekarangkan sedang musim dingin. Apa dia menungguku?
“apa sonsaengnim menungguku?” kutanyakan pertanyaan yang terlintas dipikiranku
anhi, bukankah sudah kukatakan aku sedang menghirup udara segar. Sudahlah, masuklah! Aku akan mengantarmu pulang.” benar-benar tidak pandai berbohong. Jelas sudah dia menungguku, menungguku selama 3 jam diluar dengan suhu udara yang mungkin dibawah rata-rata.
anhio sonsaengnim, aku bisa pulang dengan bis” tolakku
“jangan membantah, aku tidak mau membiarkan siswiku berkeliaran sendirian selarut ini” seperti yang dikatakannya untuk tidak membantah, aku pun tidak membantah dan masuk kemobil sport putihnya.
“apa sekarang kau bisa menjelaskan padaku apa alasanmu bekerja part time ditempat tadi?” sonsaengnim memulai pembicaraan diantara kami setelah sebelumnya kami terdiam dalam pikiran kami masing-masing.
“apa sonsaengnim akan mengadukanku pada kepala sekolah?” aku bertanya tanpa memperdulikan pertanyaannya
“seharusnya kau menjawab pertanyaanku terlebih dulu bukannya bertanya. Kau tau bukan peraturan no.3 di sekolah, ‘siswa/i di Sapphire Blue Senior High School dilarang melakukan hal yang merusak reputasi sekolah, dengan contoh bekerja part time. D.O adalah sanksi bagi yang melanggarnya’ dan apa  sekarang yang bisa kau jelaskan padaku mengenai pekerjaanmu?” Park sonsaengnim bicara panjang lebar dan diakhiri dengan pertanyaan yang sama dengan sebelumnya
Jeosonghamnida sonsaengnim, saya tidak bermaksud untuk merusak reputasi sekolah. Tapi pekerjaan ini merupakan sumber kehidupan saya. Saya bukanlah siswi yang berasal dari keluarga yang berada, dan hutang keluarga saya tidaklah sedikit. Pekerjaan itulah yang membuat saya hidup hingga sekarang dan dapat bersekolah disekolah itu. Saya mohon, jangan adukan saya pada kepala sekolah” tidak terasa cairan bening keluar begitu saja dari kelopak mataku, aku menangis.
Apa sonsaengnim akan tetap mengadukanku pada kepala sekolah?
Mengapa raut wajahnya tidak dapat ku tebak?
Apa yang akan dikatakannya?
“baiklah, aku akan menjaga rahasiamu. Aku tidak akan mengadukanmu pada kepala sekolah. Tapi dengan syarat, nilai mata pelajaranmu tidak boleh menurun dari sebelumnya. Apa kau sanggup?”
“ne, saya sanggup” bukanlah syarat yang berat. Aku sanggup memenuhinya, aku masuk sekolah itu bukankah karena nilaiku adalah nilai kedua terbaik dari 300 siswa.
“dan 1 lagi, kau akan ku jemput setiap kau pulang bekerja. Aku tidak mau terjadi hal yang tidak diinginkan pada siswiku. Jadi beritahu jadwal mu”
ne sonsaengnim” Park sonsaengnim ternyata sangatlah baik hati. Berbeda saat ia sedang mengajar didalam kelas. Sangat keren.
~POV END~
***

Seo Yeon sudah berada didepan pintu yang terdapat tulisan kantor ‘Park Jung Soo’. Diketuknya dua kali pintu putih itu dan setelah mendapat persetujuan untuk dipersilahkan masuk, Seo Yeon pun masuk dengan tumpukan buku ditangannya. Sudah menjadi tugasnya menjadi sekretaris untuk mengantar buku tugas kepada guru yang bersangkutan.
sonsaeng, ini buku tugas kelas 2-A. saya permisi” setelah meletakkan tumpukan buku itu Seo Yeon langsung keluar dari ruangan itu. Ada perasaan lega dan sedikit bahagia dihatinya. Entahlah..
Dan Park Jung Soo yang menerima tumpukan buku itu mulai memeriksa dan tiba untuk memeriksa buku tugas milik Lee Seo Yeon, dibukanya buku itu. Kedua ujung bibirnya tertarik keatas melihat notepapper berwarna kuning diantara lembaran tugas itu.
Jadwal part time Lee Seo Yeon:
Senin, Rabu, Jumat dan sabtu.
masalah waktu pulang tergantung ajjumma pemilik kedai soju.
Jeosonghamnida sudah merepotkanmu, sonsaengnim.
Gomawo..
^_^
….
Dan benar, Park Jung Soo yang tidak lain guru muda di Sapphire Blue HS itu sekarang setiap hari senin, rabu, jumat dan sabtu malam selalu menunggu siswi nya, Lee Seo Yeon.
.
.
.
Tok..tok..
Seo Yeon mengetuk kaca pintu mobil sport putih yang sudah 2 minggu ini selalu mengantarnya pulang.
Namja yang berpakaian rapi itu membuka kuncinya dan yeoja manis itu bisa masuk dan duduk dijok sebelah namja yang tidak lain adalah Park Jung Soo.
Sejak 2 minggu lalu, hubungan Seo Yeon dan Jung Soo  berjalan dengan baik. Dan sebenarnya ada perasaan aman dan tenang dirasakan Seo Yeon saat bersama dengan Jung Soo. Dan Seo Yeon mulai merasakan sesuatu yang berbeda saat bersama Jung Soo, perasaan yang berbeda saat ia bersama Jung Soo sebelumnya saat berada dikelas.

___
Keesokan harinya..
Sudah 2 minggu , sang walikelas menjadi orang yang selalu menjemput Seo Yeon. Dan karena sangat berterima kasih, Seo Yeon membuatkan bekal untuk Jung Soo. Dan sekarang Seo Yeon sudah berada didepan kantor gurunya itu.
“apakah ia akan menerima bekal ini? Tapi sepertinya ia tidak akan menerima ini apalagi memakannya” Seo Yeon mondar-mandir didepan kantor Jung Soo dengan berbagai pikirannya, ia ragu,, masuk atau tidak.
Berbeda dengan Seo Yeon yang sibuk dengan pikirannya, kini ada namja tampan yang heran dengan tingkah laku Seo Yeon.
“Seo Yeon-ssi..” panggil namja itu dan Seo Yeon pun langsung menoleh.
sonsaeng..”
“apa yang sedang kau lakukan? Apa ada yang ingin kau bicarakan padaku??” namja yang tidak lain adalah Park Jung Soo masuk kedalam ruangannya dan diikuti oleh Seo Yeon.
“apa yang ingin kau katakan?” tanya Jung Soo lagi yang baru saja duduk dikursi kerajaannya.
ige sonsaeng~” Seo Yeon menyerahkan kotak bekal buatannya.
“ini apa?”
“ini bekal untuk sonsaeng, hadiah sebagai rasa terima kasihku. Mian sudah merepotkanmu” Seo Yeon menunduk hormat setelah menyelesaikan kata-katanya.
‘apa ia akan memakannya?’ itulah pertanyaan yang terngiang dibenak Seo Yeon. Seperti tau Seo Yeon bertanya-tanya Jung Soo pun menjawab.
“kamsahamnida, aku akan memakannya. Aku yakin masakanmu pasti enak” Jung Soo membenarkan posisi duduknya dan membuka bekal makanan berwarna putih itu.
mastha..” sebuah kata keluar dari mulut Jung Soo setelah merasakan makanan buatan Seo Yeon. Ada senyuman dan lesung pipi sebagai ekspresi Jung Soo. Dan 1 kata itu membuat hati Seo Yeon berbunga-bunga.
“baiklah sonsaeng, saya permisi” tanpa persetujuan Jung Soo, Seo Yeon menunduk singkat dan pergi meninggalkan guru nya itu. Bahagia, itulah perasaan Seo Yeon saat ini. Bahagia karena gurunya menyukai makanan buatannya.

***

~Lee Seo Yeon POV~
“apa kau benar-benar ingin mengambil les tambahan Biologi?” tanya So Hyun, sahabat ku sejak SMP. Dan aku hanya mengangguk.
“ada apa denganmu? Bukankah dari dulu kau tidak pernah ikut les tambahan, apa lagi itu dipelajaran biologi” heran So Hyun
“jadi apa tidak boleh? nilai biologiku berkurang sejak aku bekerja part time. Dan aku tidak mau kehilangan beasiswa, jadi aku masuk les tambahan dan kurasa kau juga harus masuk les ini, bukankah nilai mu tidak terlalu baik belakangan ini” panjang lebarku berusaha menjelaskan pada So Hyun.
“tentu saja boleh, jadi itu alasannya. Nilai ku memang menurun bulan ini, baiklah aku akan masuk les ini bersama mu” senangnya dengan tersenyum, akupun membalas senyumannya.
Sebenarnya nilai ku tidak menurun seperti yang kukatakan pada So Hyun, aku sengaja membuat nilai biologiku rendah agar aku bisa masuk les tanbahan ini, karena entah mengapa aku ingin lebih lama bersama dengan Park sonsaengnim. Dan saat bersamanya ada perasaan berdebar-debar.
Apa ini?
Apa ini cinta??
.
.
.
“selamat sore haksaeng..” park sonsaengnim menyapa saat ia baru memasuki kelas. Saat ia didepan kelas, aku tau raut wajah itu.
Ia pasti terkejut dengan kehadiranku disini.
Aku tersenyum padanya dari bangku paling belakang, dan ia tersenyum.
Dheg!!
Dheg!!

aku yakin ini yang dinamakan cinta.
***

Sudah seminggu aku mengikuti les tambahan bersama Jung Soo sonsaengnim. Dan sudah 3 minggu ia mengantar ku pulang. Dan sekarang sudah kutetapkan, aku menyukai Jung Soo sonsaengnim. Park Jung Soo, aku menyukai Park Jung Soo yang selalu menngantarku pulang.
“Seo Yeon-ssi.. kau sedang melamun??” terdengar suara yang sudah mengisi hari-hari selama 3 minggu ini. dan saat aku tersadar, ia sudah ada disampingku.
“apa yang sedang kau lamunkan?” tanyanya lagi
anhi sonsaeng, saia hanya tidak mengerti dengan teori ini” alasanku menutupi kegugupanku.
“bagian yang mana, akan kujelaskan ulang untukmu” ia menunduk dan melihat buku ku dngan tangan yang bertopang pada ujung meja dan wajahnya sngat dekat denganku. (bisa kebayang kan posisinya ?)
Ya!!
Wajahnya sangat dekat denganku. sangat tampan!!
Matanya, hidungnya, lesung pipinya dan bibirnya semua indah..

“Seo Yeon-ssi, kau tidak memperhatikan?!” suara itu pun seperti tidak terdengar lagi karena wajah tampan yang membuatku seperti menjalani ruang waktu kewaktu hanya ada aku dan Park Jung Soo, namja yang menarik hatiku.
Took..
“Jangan pernah memikirkan hal lain saat pelajaranku. Perhatikan dan pahami!” Jung Soo sonsaeng memukul kepalaku dengan buku yang ada ditangannya dan meninggalkanku dengan kepala yang sedikit nyeri.
Mianhae..” suara lirihku menjawab perintah Jung Soo sonsaeng yang tak tau masih terdengar oleh nya atau tidak.
~POV END~
***

“Seo Yeon-ah, apa malam ini kau bekerja?” kini Seo Yeon dan So Hyun sedang berbincang-bincang mengisi waktu luang mereka sambil menunggu waktu istirahat.
“hmm..” Seo Yeon menjawabnya dengan dengungan dan anggukan
“apa Park sonsaeng masih menjemputmu?” pertanyaan ini pun dijawab Seo Yeon dengan jawaban dan cara yang sama.
“oia, Ji Min mengundangmu untuk datang ke 17th party nya malam ini. Apa kau datang?”
“ya mungkin, aku akan datang setelah bekerja”
 “bukankah itu terlalu larut? Kau tidak bisa melakukannya.” Terdengar suara namja yang ikut campur dalam pembicaraan Seo Yeon dan So Hyun.
Merasa ada suara lain yang bergabung, Seo Yeon dan So Hyun mencari pemilik suara itu.
sonsaeng..” serentak keduanya
“tidak baik untuk yeoja berkeliaran dimalam hari. Jadi tidak ada pesta setelah kerja part time mu Seo Yeon.” tegas Park Jung Soo
omo sonsaeng, kau sangat perhatian pada Seo Yeon. Aku merasakan atmosfer yang berbeda.” goda So Hyun. Dan kata-kata itu membuat wajah Seo Yeon memerah.
“ku pikir tidak ada yang aneh, ini adalah bentuk perhatian seorang guru pada siswinya. Aku akan melakukan hal yang sama pada mu dan yang lainnya”
____

~Lee Seo Yeon POV~
sonsaeng..” serentak aku dan So Hyun.
“tidak baik untuk yeoja berkeliaran dimalam hari. Jadi tidak ada pesta setelah kerja part time mu Seo Yeon” tegas Park sonsaeng
Omo, ia sangat memperhatikan ku. Bukan kesalahan karna menyukainya. ^_^
omo sonsaeng, kau sangat perhatian pada Seo Yeon. Aku merasakan atmosfer yang berbeda.” kukira kata-kata berhasil membuat wajahku memerah.
“ku pikir tidak ada yang aneh, ini adalah bentuk perhatian seorang guru pada siswinya. Aku akan melakukan hal yang sama pada mu dan yang lainnya”
Bwo!?
“aku adalah walikelas kalian, dan aku bertanggung jawab atas kalian. Itu adalah hal yang wajar. Jadi tidak ada pesta larut malam. Kembalilah kekelas.” sonsaeng pergi meninggalkan kami setelah menjelaskan semua nya, dan kini semua nya jelas.
Semua sudah jelas dan jelas, menjelaskan dan membalas perasaanku padanya.
Perasaan yang sia-sia dan cinta yang bertepuk sebelah tangan.
“Seo Yeon~ kau menangis?” pertanyaan So Hyun menyadarkanku bahwa mataku sudah berlinang airmata dan mulai jatuh membasahi pipiku.
Hatiku hancur, cintaku hancur dan tidak ada lagi perasaan yang berbunga-bunga.
anhi, Hyun-ah aku harus ke toilet.” hanya itu yang bisa kukatakan pada sahabatku itu.
Aku hanya perlu sendiri untuk saat ini.
~POV END~
***

Esok harinya…
Bunyi bel sudah berlalu, bel yang  menandakan waktunya untuk bergegas dan kembali kerumah masing-masing dan berkumpul bersama keluarga dan menikmati makan malam bersama.
Tapi hal itu tidak dilakukan yeoja manis yang kini tidak beranjak dari kursi yang sudah didudukinya sejak pagi tadi. Bahkan bergerak pun tidak.
Ia hanya memandang keluar, keluar jendela tepatnya. Memandang keluar dengan pandangan kosong.
Dan tetap begitu hingga matahari yang menemaninya sudah lelah dan kini tenggelam. Ya sekarang sudah malam menjelang.
Yeoja manis itu tetap tidak beranjak dari posisinya.
Berbeda dengan yeoja yang masih termenung didalam kelas, ternyata dilain tempat masih ada penghuni lain disekolah ini yang masih sibuk dengan kertas-kertas nilai.
Namja tampan dengan lesung pipi yang kini baru saja selesai dengan tugasnya. Dan kini ia bersiap-siap untuk pulang ke tempat yang ditinggalkannya kurang lebih 12 jam itu, rumah.
*mian, bahasanya rumit. :)
Tapi sebelum meninggalkan sekolah yang sudah memperkerjakannya, sudah menjadi kebiasaan baginya untuk memeriksa kelas yang menjadi tanggung jawabnya sebagai wali kelas.
“kenapa pintunya terbuka?” bingung namja itu, melihat kelas yang ditujunya dalam keadaan tidak tertutup. Namja itupun semakin mendekat dan mendekat.
hakseng??” namja itu menyadari masih ada siswa didalam kelasnya. Tapi orang yang dipanggil tidak menoleh ataupun menyahut. Hal yang membuat namja itu sedikit takut.
Tapi dengan keberanian yang kuat, ia pun mendekati sosok yang tidak bergerak itu.
Perlahan tapi pasti namja itu mengetahui siapa orang ini.
“Lee Seo Yeon?? Apa yang kau lakukan disini?” ya, yeoja manis yang memandang keluar jendela itu adalah Seo Yeon, Lee Seo Yeon.
Dan ia pun menoleh. Wajahnya pucat dan tampak tidak sehat.
“kau sedang apa?? Kenapa kau belum pulang?” Seo Yeon tidak menjawab pertanyaan gurunya itu dan ia merapikan alat tulisnya. Ia bergegas untuk pulang.
“Seo Yeon-ssi, ada apa denganmu? Oia, kenapa kemarin kau tidak masuk les tambahanku dan saat menjemputmu, ajjumma kedai mengatakan kau pulang lebih awal. Ada apa denganmu??” pertanyaan panjang ini pun tidak dijawab oleh Seo Yeon.
Seo Yeon berdiri dari bangkunya, dan berjalan mendahului gurunya itu.
“ya!! Lee Seo Yeon!! Jawab pertanyaanku!!” namja itu menahan Seo Yeon dengan menggenggam tangan Seo Yeon hingga kini ia berhenti.
mian saenim, saya harus pulang.” lemas Seo Yeon sambil berusaha melepaskan genggaman gurunya itu
“baik, aku akan mengantarmu pulang”
“berhenti saenim, berhenti memperhatikan ku seperti ini. Jauhi aku, jangan bersikap seperti ini padaku!” suara Seo Yeon sedikit meninggi.
“ada apa denganmu? Kau siswi ku. Sudah tanggung ja…”
“aku menyukaimu, aku jatuh cinta padamu.” Seo Yeon mengutarakan isi hatinya. Air matanya kini tak dapat dibendung lagi.
“aku menyukaimu sonsaeng, aku menyukaimu sebagai seorang namja bukan sebagai guru biologi ataupun walikelasku. Aku jatuh cinta padamu! Aku menyukaimu Park Jung Soo.” Seo Yeon tidak dapat menahan perih dihatinya. Ia kini terduduk dilantai.
Jung Soo mendekatinya.
“berhenti! Aku lelah sonsaeng, aku lelah. Aku tau kau tidak menyukaiku ataupun mencintaiku. Jadi berhenti bersikap seolah seperti itu. Itu membuatku sakit. Berhentilah sebelum ini semakin menyakitiku”
“Seo Yeon...”
Kamsa karena sudah menjadi saenim yang baik pada ku. Dan kamsa karena sudah menjemputku selama ini. Tapi mulai sekarang, sebaiknya saenim tidak berkewajiban untuk menjemputku.”
“Tapi itu tanggung..”
“aku tau, tapi kumohon. Jika sonsaeng hanya berfikiran atas tanggung jawab itu. Aku bisa menjaga diriku sendiri, sebelum sonsaeng datang pun aku bisa pulang sendiri. Jadi jangan pernah menjemputku lagi” Seo Yeon berdiri dengan sisa tenaga yang dimilikinya.
kamsahamnida..” setelah membungkuk dan berterima kasih, Seo Yeon berlari meninggalkan Jung Soo. Berlari sejauh mungkin. Dan orang yang ditinggalkan hanya dapat berdiri diam dan berusaha mencerna semua perkataan siswinya itu.
‘kenapa terasa sakit?’ Jung Soo memegang dadanya.
***
Malam mulai berganti menjadi dini hari. Ada namja tampan yang sedang berdiri, lebih tepatnya sedang bersandar pada mobil sport putihnya. Memeluk tubuhnya sendiri menahan rasa dingin dan salju yang mulai berjatuhan dimusim dingin tahun ini. Melihat ke sebuah bangunan kecil atau lebih tepatnya sebuah kedai.
Sebenarnya namja itu bukanlah memperhatikan kedai yang sudah ia perhatikan selama kurang lebih 3 jam itu, ia hanya memperhatikan setiap orang yang keluar dari kedai itu. Ia sedang menunggu seseorang.
Ia tidak dapat menahan rasa dingin ini, bibirnya menggigil dan badannya seakan membeku. Tapi orang yang ditunggu tidak muncul-muncul juga.
Tak lama kemudian keluarlah orang yang ditunggu, yeoja manis dan kedua temannya. Yeoja itu tidak menyadari keberadaan namja itu.
“Seo Yeon-ah, namjachingumu sudah menjemputmu” teman yeoja manis itu angkat bicara. Dan merasa bagian dari pembicaraan itu. Seo Yeon pun mengalihkan pandangannya kearah sosok yang tidak ingin ditemuinya saat ini.
“dia bukan namjachinguku, sudah abaikan saja” Seo Yeon mempercepat langkahnya dan berusaha menjauh.
Tapi gagal, ada tangan kekar yang kini menahan tangan Seo Yeon. Tangan yang berhasil membuat langkah Seo Yeon terhenti. Teman-teman yang memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, membiarkan dan meninggalkan mereka berdua.
mianhae saenim, saya mau pulang. Ini sudah terlalu larut” Seo Yeon berusaha bersikap biasa walaupun tidak bertatap muka dengan gurunya tersebut.
“Seo Yeon-ssi, ada yang ingin kubicarakan padamu”
mian, saya sedang tidak berminat.” Seo Yeon tetap kekeuh dengan pendirian dan kini ia berusaha melepaskan genggaman tangan Jung Soo dari tangannya.
Grab…
“aku juga menyukaimu” Jung Soo menarik Seo Yeon kedalam pelukannya.
“aku juga menyukaimu Lee Seo Yeon~” Jung Soo mengungkapkan isi hatinya, tapi Seo Yeon sama sekali tidak merespon.
“aku menyukaimu bukan karena kau siswiku, aku menyukai mu sebagai Lee Seo Yeon, yeoja manis yang sudah menarik hatiku…”
“… ku kira perasaan ini hanyalah perasaan guru terhadap siswinya. Tapi aku salah, setelah kau menyatakan perasaanmu padaku, aku merasakan ada yang salah. Sehari tidak melihatmu, sehari tidak menjagamu aku merasa ada yang kurang dariku…” Jung Soo menarik napasnya
“… bukan sebagai tanggung jawab tapi sudah menjadi kebutuhanku. Aku sudah memikirkannya, aku menyukaimu Seo Yeon, aku mencintaimu. Park Jung Soo mencintai Lee Seo Yeon.” Jung Soo meyelesaikan kalimatnya. Tapi Seo Yeon tetap tidak bersuara.
Keduanya diam dalam dingin.
Basah.
Jung Soo merasakan ada yang basah, ada cairan yang membasahi mantelnya.
“Seo Yeon-ah,, kau menangis?”
“apa kau sedang mempermainkanku?” Seo Yeon yang dari tadi diam kini mulai bicara.
“hmm? Maksudmu?”
“berhentilah menyakitiku, jangan memaksakan dirimu. Aku akan berusaha melupakan perasaan ini” Seo Yeon berusaha melepaskan diri dari pelukan Jung Soo. Ia menangis.
“aku tau ini salah, aku akan berhenti menyukaimu. Aku akan berhenti mencintaimu. Jadi jangan sakiti aku semakin dalam” Jung Soo terkejut dengan perkataan Seo Yeon. Apa Seo Yeon tidak mempercayainya?
“aku akan berhenti menyukaimu. Aku akan berhent…”
Cup~
Ciuman tiba tiba Jung Soo berhasil menghentikan perkataan Seo Yeon.
“Jangan berhenti! Jangan pernah berhenti menyukaiku, jangan pernah berhenti mencintaiku!”
Jung Soo melepaskan ciumannya.
“Apa bagimu aku sekarang sedang bercanda? Aku benar benar mencintaimu” Jung Soo meyakinkan Seo Yeon. Tapi Seo Yeon hanya diam.
Tidak!
Seo Yeon mulai menangis lagi.
“Seo Yeon, waeyo? Apa kau masih tidak percaya padaku? Aku benar-benar mencintaimu.”
“hiks.. hiks.. saenim, kau mengambil first kiss ku. Huaa.. hiks.. hiks..” tangis Seo Yeon semakin pecah. Jung Soo semakin bingung, sebenarnya apa yang membuat Seo Yeon menangis. Pernyataan cintanya atau ciuman mendadak itu?
“kau mengambil first kiss ku saenim, hiks,, hikss…”
mian, tapi itu kulakukan karena kau membuatku kesal”
“hiks,, hiks,, tapi kan first kissku seharusnya kulakukan bersama orang yang kusayangi ditempat dan waktu yang tepat. Hiks.. hiks..”
mianhae..” Jung Soo hanya dapat minta maaf.
“seharusnya ciuman itu terjadi disaat yang romantic~” Seo Yeon masih terisak. Park Jung Soo menarik Seo Yeon kedalam pelukannya.
“maafkan aku~ Aku hanya ingin kau tau perasaanku. Dan itu juga ciuman pertama ku. Kau yeoja pertama yang kucium.” Kata-kata Jung Soo sangat lembut.
Benarkah?
Yeoja pertama?
Bukankah arti yeoja pertama adalah yeoja yang sangat istimewa?
Seo Yeon membalas pelukan Jung Soo. Jung Soo sedikit terkejut dengan gerakan tangan Seo Yeon yang mulai membalas pelukannya.
“Kuharap untuk ciuman kedua kali atau pun seterusnya, waktu dan tempatnya harus romantic.” Seo Yeon berbisik ketelinga Jung Soo lalu sedikit tertawa geli karena kata-katanya sendiri.
Jung Soo sedikit terkejut dan bingung apa maksud dari kata-kata Seo Yeon.
“apa maksudmu? Kau menerima cintaku?” Tanya Jung Soo dengan sedikit ragu.
“jangan pernah menyakiti hati ku lagi. Saenim, kau harus sabar untuk menghadapi siswi kelas 2 seperti aku. Dan 1 lagi! Saat dikelas kau adalah guruku tapi diluar kau adalah namjachingu Lee Seo Yeon. Arasho?”
Jung Soo hanya mengangguk tanda mengerti.
“aku adalah milikmu. “ Jung Soo mengeratkan pelukannya sekali lagi dan direnggangkannya sedikit.
“Park Jung Soo adalah namjachingu Lee Seo Yeon. Saranghae Seo Yeon~” Jung Soo mengecup kening Seo Yeon, sangat membahagiakan.
Jung Soo memandang lembut Seo Yeon, mata mereka saling beradu.
Dan sekali lagi kecupan manis dari seorang Park Jung Soo, memberi kehangatan didingin malam yang indah ini.

Mulai malam ini, besok dan seterusnya.
Kehidupan baru bersama orang yang disayangi.
Kehidupan yang penuh kehangatan dan kebahagiaan!
Saranghae, Sonsaengnim!’

=THE END=

FF ini adalah FF yang sudah lama dan sudah pernah dipost dibeberapa laman.
Di account FB saya sendiri Note FB dan di wordpress saya yang sudah terblokir.
Jadi jika kamu pernah membacanya, tidak salah kok kalo mau dibaca lagi. Hhehe...

Saya tunggu kritik dan saran dari kamu...


Terima kasih~

0 komentar:

Posting Komentar

 

My World!!! Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea